Berdampak berarti menjadikan keberadaan kita sebagai sumber manfaat bagi lingkungan sekitar dan sesama. Setiap tindakan, sekecil apapun, harus memiliki nilai positif yang dapat dirasakan oleh orang lain. Ini adalah bentuk nyata dari khairunnas anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya).
Allah SWT berfirman dalam Surah
Al-Anbiya ayat 107 :
"Dan tidaklah Kami mengutus
engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
Individu yang berdampak tidak
hanya memikirkan diri sendiri. Seorang guru atau pegawai di lembaga pendidikan
yang berusaha menjalankan amanahnya dengan sungguh-sungguh karena memikirkan
dampak kebaikan yang akan sampai kepada siswa, pengusaha yang menciptakan
lapangan kerja, seorang aktivis lingkungan yang mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan, atau seorang relawan yang membantu korban
bencana, adalah contoh nyata dari pribadi yang berdampak. Mereka meninggalkan
jejak kebaikan yang terasa manfaatnya jauh melampaui diri mereka sendiri.
Berikut adalah penjabaran sebagai
pengantar, dengan menambahkan beberapa ayat Al-Qur'an lainnya yang mendukung
konsep ini.
1. Fondasi Berdampak: Kebaikan
dan Manfaat Universal
Seperti yang disebutkan, inti
dari budaya berdampak adalah menjadi sumber manfaat. Dalam Islam, konsep ini
tidak hanya terbatas pada sesama manusia, tetapi juga mencakup seluruh alam.
Allah SWT berfirman:
"Dan tidaklah Kami mengutus
engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya': 107)
Ayat ini menegaskan bahwa misi
utama Nabi Muhammad SAW adalah membawa kebaikan dan rahmat universal. Ini
menjadi teladan bagi setiap Muslim untuk mencontohnya, dengan menjadikan diri
sebagai agen pembawa rahmat di mana pun kita berada.
2. Berdampak Melalui
Persaudaraan dan Tolong-Menolong
Dampak yang paling nyata sering
kali terasa dalam interaksi sosial. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk
saling tolong-menolong dalam kebaikan, yang secara langsung menciptakan dampak
positif dalam masyarakat.
Allah SWT berfirman:
"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
sangat berat siksaan-Nya." (QS. Al-Ma'idah: 2)
Ayat ini adalah perintah langsung
untuk berkolaborasi dalam hal kebaikan. Ketika seseorang membantu sesamanya,
baik itu dengan tenaga, pikiran, atau harta, ia sedang menciptakan dampak.
Entah itu dengan membantu rekan, murid, membantu tetangga yang kesusahan,
berdonasi untuk berbagai event kebaikan, atau menjadi sukarelawan, semua itu
adalah bentuk nyata dari menjalankan perintah ini.
3. Berdampak dengan Menjaga
Amanah dan Lingkungan
Konsep berdampak juga mencakup
tanggung jawab kita terhadap lingkungan. Manusia adalah khalifah (pemimpin) di
muka bumi, dan dengan amanah tersebut, kita memiliki kewajiban untuk menjaga
keseimbangan dan kelestarian alam, bukan merusaknya.
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya." (QS. Al-A'raf: 56)
Contoh nyata dari budaya
berdampak dalam konteks ini adalah tindakan dari guru yang mengajarkan siswanya
tentang kebersihan, menanam pohon, membersihkan sungai, atau mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya daur ulang, sedang mengamalkan perintah Al-Qur'an
untuk tidak merusak bumi. Dampak dari tindakan ini akan dirasakan oleh generasi
sekarang dan yang akan datang.
4. Berdampak Lewat Ilmu yang
Bermanfaat
Ilmu adalah salah satu warisan
paling berharga yang bisa ditinggalkan seseorang. Ilmu yang bermanfaat tidak
hanya mendatangkan pahala bagi yang mengajarkannya, tetapi juga menciptakan
dampak positif yang tak terhingga bagi yang mempelajarinya.
Allah SWT berfirman:
"Katakanlah (Muhammad):
‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakal sehat yang dapat menerima
pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9)
Seorang guru, pegawai, atau
bahkan orang tua yang mengajarkan hal-hal baik, sedang menanamkan benih-benih
kebaikan. Ilmu yang mereka bagikan bisa menjadi cahaya bagi orang lain, membuka
jalan bagi inovasi, penemuan, dan perbaikan masyarakat. Dampaknya bisa terus
berlanjut bahkan setelah orang tersebut meninggal dunia.
Secara keseluruhan, budaya
berdampak dalam pandangan Islam adalah sebuah manifestasi dari keimanan
yang mendorong setiap Muslim untuk tidak hanya memikirkan keselamatan diri
sendiri, tetapi juga menjadi sumber kebaikan dan manfaat bagi seluruh makhluk
Allah. Ini adalah esensi dari menjadi pribadi yang bermanfaat, atau khairunnas
anfa'uhum linnas.